Kebakaran Hutan Australia

Kebakaran Hutan Australia – Australia telah mengeluarkan peringatan ancaman kebakaran hutan ke kawasan sekitaran sydney, selagi api terus berkobar melintasi dua negara bagian. Akan tetapi, sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terkena dampaknya.

Setidaknya tiga orang dinyatakan tewas, sementara ribuan lainnya mengevakuasi diri selama tiga hari masa darurat saat kebakaran hutan.

Kebakaran Hutan Australia

Negara Bagian New South Wales (NSW) dan Queensland masing-masing telah mendeklarasikan status darurat. Lebih dari 120 titik kebakaran hutan menjalar di dua negara bagian tersebut. taruhan bola

Warga di lingkungan yang terancam diimbau untuk meninggalkan tempat tinggal mereka dan mencari perlindungan di pusat-pusat evakuasi. sbobet365

Kepada BBC News Indonesia, Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto Legowo, menyatakan: “Berdasarkan pantauan KBRI dan koordinasi dengan KJRI SYDNEY sejauh ini tidak terdapat WNI terdampak kebakaran hutan tersebut”.

Pasalnya, sambung Kristiarto, mayoritas kebakaran terjadi daerah-daerah perkampungan di hutan. Sedangkan, mayoritas WNI di New South Wales dan Queensland tersebar di daerah-daerah perkotaan dan di pesisir pantai. www.americannamedaycalendar.com

Ditambahkan Kristiarto, Konsulat Jenderal RI di Sydney telah menyampaikan imbauan dan pengumuman kepada masyarakat Indonesia di New South Wales dan Queensland untuk meningkatkan kewaspadaan, dan menghindari daerah-daerah terjadinya kebakaran.

“Warga dihimbau untuk senantiasa memantau informasi dan mengikuti anjuran dari otoritas setempat,” sebutnya.

Mengapa ancaman itu melanda kawasan Sydney?

Pihak pemadam kebakaran NSW telah mengeluarkan peringatan level maksimal untuk pertama kalinya sejak sistem peringatan kebakaran baru diperkenalkan satu dekade lalu.

Peringatan bencana “dahsyat” ini diberlakukan di seantero kawasan metropolitan Sydney yang padat dan kawasan lain di utara kota tersebut.

Kebakaran sendiri melalap kawasan sepanjang 1.000 km dari Sydney ke Gold Coast dekat Brisbane.

Temperatur diprediksi akan mencapai 37 derajat Celsius pada hari Selasa (12/11) esok. Kondisi akan menjadi lebih buruk ketimbang hari Jumat (08/11) lalu, saat badai mulai menerjang Australia bagian timur.

“Dalam kondisi ini, titik-titik api akan menyebar dengan cepat dan mengancam tempat tinggal dan hidup warga,” kata Pasukan Pemadam Kebakaran NSW dalam pernyataan mereka.

Puluhan sekolah dan fasilitas umum lainnya telah ditutup di seantero negara bagian. Pemadam kebakaran dari Selandia Baru telah diterbangkan ke Australia untuk membantu saat pasukan darurat yang sudah kewalahan bersiap menghadapi ‘serangan’ baru.

Perdana Menteri Morrison mengatakan bahwa pasukan militer juga dapat diterjunkan untuk membantu 1.300 pemadam kebakaran yang bekerja di kedua negara bagian.

Ratusan warga sipil juga secara sukarela ikut membantu pemadaman api di area-area terdampak.

Bagaimana perkembangan terbarunya?

Ribuan orang di kedua negara bagian menginap di pusat-pusat evakuasi sementara para pejabat menilai apakah cukup aman bagi mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.

Pejabat dari Pasukan Pemadam Kebakaran di NSW mengonfirmasi bahwa lebih dari 150 rumah telah hancur selama akhir pekan kemarin.

Dua petugas pemadam kebakaran terluka ketika sebuah pohon tumbang dan menimpa truk mereka di kawasan Nambucca Heads, NSW. Mereka langsung ditangani di lokasi dan dipindahkan ke rumah sakit dalam kondisi stabil.

Siapa saja korbannya?

Kebakaran Hutan Australia

Ketika membersihkan daerah yang terkena dampak kebakaran hutan hari Jumat lalu, petugas pemadam kebakaran menemukan mayat seorang korban di dalam sebuah mobil yang terbakar di dekat Glen Innes, sekitar 550km di utara Sydney.

Di kota yang sama pada hari itu juga, seorang wanita ditemukan menderita luka bakar parah. Ia segera dilarikan ke rumah sakit namun meninggal tak lama kemudian.

Carol Sparks, wali kota Glen Innes, mengatakan pada Minggu (10/11) bahwa warga kotanya mengalami trauma.

“Kobaran api hingga setinggi enam meter dan merambat dengan angin berkecepatan 80 km per jaln,” katanya kepada media Australian Broadcasting Corporation. “Itu sangatlah mengerikan bagi mereka yang terdampak.”

Pada Sabtu (09/11), kepolisian NSW mengonfirmasi bahwa korban tewas ketiga ditemukan di dalam sebuah rumah yang hangus di dekat kota Taree, 300 km dari Sydney.

Polisi mengatakan bahwa rumah itu milik seorang perempuan berusia 63 tahun, namun mereka belum bisa memastikan identitas mayat yang ditemukan di rumah tersebut sebelum autopsi selesai dilakukan.

Di NSW, negara bagian yang paling parah terdampak, para petugas pemadam kebakaran telah berjuang memadamkan ratusan titik api sejak bulan lalu, ketika dua orang tewas saat mencoba menyelamatkan rumah mereka.

Awal bulan ini, kobaran api membakar habis hutan seluas 2.000 hektar yang di dalamnya terdapat suaka bagi koala. Ratusan ekor hewan itu dikhawatirkan telah mati.

Bagaimana dengan kekeringan di sana?

Hujan mengguyur NSW pekan lalu, melegakan banyak petani. Namun hujan itu tidak cukup untuk mengakhiri kekeringan yang telah lama melanda area tersebut.

Pihak berwenang di negara bagian itu memperingatkan bahwa banyak titik api yang akan terus berkobar kecuali turun hujan.

“Kami tidak bisa melebih-lebihkan dampak parah yang disebabkan kekeringan terhadap perilaku api,” kata Komisioner Pasukan Pemadam Kebakaran NSW kepada para wartawan hari Jumat (08/11) lalu.

Pesawat pengangkut bom air kerap terbang jarak jauh karena sulitnya memperoleh air di kawasan kering. Dalam beberapa kasus, pihak berwenang harus mengebor tanah untuk memenuhi kebutuhan air.

“Kami sangat prihatin atas kelangkaan air dan betapa berharganya air itu, tapi kenyataannya kami tidak bisa memadamkan api tanpa air,” kata Fitzsimmons.

Apakah bencana ini terkait dengan perubahan iklim?

Musim kebakaran Australia berisiko semakin panjang dan intens akibat perubahan iklim, menurut para ilmuwan.

Pihak berwenang menyatakan bahwa mereka khawatir dengan parahnya kebakaran hutan menjelang bulan-bulan terpanas Australia, setahun setelah negara itu juga mengalami musim panas terpanas.

Pemerintah Australia yang konservatif menolak mengaitkan fenomena perubahan iklim dengan kebakaran hutan yang terjadi – sebuah pernyataan yang mengundang banyak kritikan.

“Pikiran saya hanya tertuju bagi mereka yang wafat dan kehilangan keluarga mereka,” ujar Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, Minggu (10/11) kemarin.

Pemerintah mengonfirmasi bahwa tahun 2018 dan 2017 masing-masing merupakan tahun terpanas ketiga dan keempat yang pernah terekam dalam sejarah.

Laporan Biro Iklim tahun 2018 menyatakan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan kejadian panas ekstrem dam peningkatan tingkat keparahan bencana alam lainnya, termasuk kekeringan.

Bahkan jika temperatur global terjaga hanya naik dua derajat Celcius di atas level era pra-industri – batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, yang disepakati oleh 188 negara pada tahun 2015 – para ilmuwan yakin bahwa Australia menghadapi kondisi normal baru yang berbahaya.

Tahun lalu, PBB melaporkan bahwa Australia gagal dalam upayanya mengurangi emisi gas karbon dioksida (CO2).